Jam
menunjukkan pukul 5.30. Tepat setelah sholat shubuh di hari minggu ini,gue
bersiap mandi dan segera pergi menuju SMP gue buat janjian sama dua sahabat
gue,Hafiyyan,alias Pian,dan Syeh,alias..dia tak punya nama panggilan selain
syeh. Kita kumpul di SMP jam 6. Karena jarak rumah ke lokasi cukup jauh,gue
harus mengayuh sepeda gue cukup cepat dengan jarak tempuh 17 kilometer. Itu pun
baru sampai ke tempat kumpulnya.Hari ini kita akan pergi ke acara rutin kita
tiap minggu pagi,yaitu ke “Car Free Day” alias CFD,yang ada di Jalan
Dago,Bandung.
“Sekalian
refreshing bro” kata Syeh sambil nepuk pundak gue
“Minum
dulu nih” kata Pian sambil ngasih botol minum nya ke gue
“Makasih
ya. Yuk ah jalan” kata gue setelah minum
“yo!”
kata Syeh dan Piani
Kita pun memulai mengayuh sepeda kita
dengan cepat,tapi menurut kita sangat santai.Akhirnya kita tiba di CFD sekitar
jam 7. Waktu yang cukup cepat karena jarak nya sebernarnya lumayan jauh. Setiba
disana,kita langsung spontan nyari bubur ayam dekat SPBU.
“Bu,bubur
ayam nya 3 ya” kata Syeh kepada si ibu penjual bubur
“Makan
sini atau dibawa pulang?” Tanya si Ibu tersebut
“Makan
sini lah bu” jawab gue
“oke
siap!” ujar ibu penjual bubur dengan mantap
Di
saat si ibu penjual bubur sedang meracik buburnya,Pian berbisik ke gue.
“Loe
liat tadi ekspresi si ibu nya waktu kita pesen?”
“Iya,kenapa?”Tanya
gue heran.
“Muka
nya kayak yang seneng banget mau dapet duit belasan ribu dari tiga anak muda
bermuka suram” kata pian dengan sedikit melucu.
“Masih
mending. Loe bayangin kalo dia lirik kita,terus senyum senyum sendiri”kata gue
“gue
gak bisa bayangin kalo masa lajang gue berakhir di tangan ibu penjual bubur
ayam.” Kata Syeh yang dengar percakapan kami sambil melihat gue dan Pian
Kemudian,si Ibu penjual bubur ayam itu pun
memotong pembicaraan kita dengan menyodorkan 2 mangkuk bubur ayam hangat buat
Syeh dan Pian.DIa pun mengambilkan satu lagi buat gue.Karena gue dikasih bubur
ayam yang terakhir,gue jadi risih. Gue rasa bubur ayam ini dikasih mantra yang
bisa bikin gue suka sama si ibu penjual bubur ayam. Gue pun segera sadar dari
khayalan gue yang berlebihan. Ternyata,rasa lapar yang memuncak,cukup untuk
menghalangi khayalan gue itu menjadi kenyataan. Gue gak jatuh cinta sama si ibu
penjual bubur dengan sisa seledri di bibir gue.Gue selamat.
Setelah itu,gue dan dua sahabat gue mencari
tempat istirahat sambil minum kopi. Segelas kopi hangat yang kita beli di mini
market,menemani obrolan kami.Tiba-tiba syeh terpikir buat bikin band.
“Nah
ini dia!” Teriak Syeh sambil memukul meja
“Parah
loe! Ngapain teriak?” Tanya gue sedikit marah dan panik
“Ayo
bikin band buat perpisahan SMP!” kata syeh
“Ayo!”
jawab Pian mantap
“Ayo
matt” Ajak Syeh ke gue.
“Gue
gak yakin Syeh. Loe juga kan mau main sama Unfor kan di perpisahan?” kata gue
sambil nyebut nama band nya Syeh
“Loe
kan tau gue udah gak suka lagi main di unfor. Ayolah! Loe gitar,gue gitar,Pian
bass” Kata Syeh penuh semangat.
“Drummer
nya siapa?” Tanya Pian
“Taufik!”
kata Syeh
“Loh?Dia
kan anak Unfor juga” kata gue heran
“Mantan
personil Unforgivable Mistake
tepatnya” jawab Syeh
“Keluar?Band
itu pecah” Kata pian
“Vokalis?”
Tanya gue
“Gue
udah pernah ngajak Haifa,dan dia siap kalo diajak” Kata Syeh
“Vokalis
cewek?” Tanya Pian
“yap!”
kata syeh
“Yaudah,gue
ikut” kata gue
Akhirnya
kita sepakat soal band itu.
Esoknya,kita segera mencari
Taufik.Rupanya,orang tua nya gak ngasih izin buat dia main,karena orangtuanya
ingin dia fokus di Tes Masuk Sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional,alias
RSBI.Kita pun harus mengurungkan niat untuk menggunakan jasa nya. Disaat kebuntuan melanda
pikiran,Kiko,seorang keyboardis,ngajak gue jajan.Gue langsung ingat kalau Kiko
bisa main keyboard.Gue langsung bilang ke Syeh buat masukin Kiko ke band.Syeh
setuju,dan Kiko juga mau.Haifa sang vokalis pun juga sudah siap.Formasi band
ini sudah terbentuk.
Kita pun mencari tempat buat latihan. Syeh
pun mengusulkan studio di dekat sekolah yang sebut saja nama tempatnya “HOLE”.
Ya. Studio yang namanya memiliki arti dalam Bahasa Indoneia ialah “Lubang” ini
cukup nyaman untuk latihan. Peralatan lumayan dan harga nya terjangkau.Jadi,gue
gak heran dan menolak ketika Syeh ngusulin nama “HOLE” sebagai tempat latihan.
Keesokkan harinya,kita langsung mau latihan
jam 9 tepat. Gue,Syeh,dan Pian sampai di lokasi lebih dari setengah jam dari
waktu janjian.Kita bertiga memilih masuk ke studio lebih dulu karena Haifa dan
Kiko terjebak macet sehingga akan menyusul. Ketika masuk,Syeh langsung
mengambil gitar.Pian juga langsung mengambil bass. Gue pun mengambil gitar sambil
menatap diri gue di depan cermin sambil bertanya Tanya “Tuhan,kenapa saya
begini”. Kita bertiga mainin lagu lagu sambil nunggu dua orang yang lain
datang. Kita mainin lagu A Thousand Miles
dari Vanilla Sky,The Only Exception
ciptaan Paramore,dan Remembering Sunday milik All Time Low.Haifa pun datang.Kita
segera berhenti dan mulai diskusi lagu apa yang akan dibawakan.
“Kamu
mau lagu apa Fa?” Tanya gue ke Haifa
“Kalau
bisa yang temanya perpisahan” Kata Pian
Ketika
Haifa akan menjawab,Syeh memotong pembicaraan dengan sebuah usul.
“My
Immortal” Kata Syeh dengan mantap
“Ah!
Bener banget Syeh” Haifa setuju
“Kiko
juga gak bakalan jadi susah kalo lagu ini” Jelas Syeh
Gue sendiri sebenarnya tahu lagu itu. Gue
juga ingat waktu Tes Kemampuan Pribadi waktu kelas 9,mereka berdua duet
bareng.Gue rasa,kalau kita bawain lagu ini bakal berhasil karena udah ada
kekompakkan.Gue pun mengiyakan.Pun begitu dengan Pian.Gue pun diajarin kunci
lagu tersebut dan cara mainin nadanya sama Syeh. Pian juga diajarin mainin bass
nya juga sama Syeh. Haifa diajarin vocal sama Syeh. Kemudian Kiko datang. Ia
lantas langsung digiring ke belakang keyboard dan langsung diajarkan nada nada
pada lagu tersebut,sama Syeh juga.Kita pun seperti les musik mendadak disitu. Beruntung Syeh gak sampai tega buat
memungut tarif atas jasanya tersebut. Dia ikhlas ngajarin kita semua.
Keikhlasan nya itu yang bikin gue betah sahabatan sama dia,selain karena dia
suka minjemin gue uang. Ya benar.Minjemin gue uang.
Setelah latihan sekitar 1 minggu
lebih,kekompakkan band ini terlihat. Saking asyik nya latihan,sampai sampai
kita lupa tentang nama band. Kita ingin menggunakan nama dari bahasa
inggris.Nama-nama yang cocok pun dicari. Haifa,Syeh,dan Kiko,lebih giat mencari
nama nama itu dibanding gue sama Pian,karena mereka pintar bahasa inggris.Gue
pun sempat terpikir nama yang bagus. Tapi gue urungkan karena gue gak yakin
nama ini bakal diterima.
“Gimana
kalau Armagedon?” Kata Syeh
“Syeh,ini
band. Bukan theater musical yang tema
nya film kayak di ancol” Kata Pian
“Bener
banget” Kata Haifa
“Me
Gusta aja!” Usul Pian
Mendengar
usul itu gue,Syeh,Kiko tertawa keras. Sedangkan Haifa bingung kenapa kita
tertawa.
“Parah
aduh” Kata gue sambil memegang perut gue karena itu terlalu lucu.
“Emang
Me Gusta apaan sih? Tanya Haifa bingung
“Me
Gusta itu nama karakter wajah di komik meme yang mukanya kayak gini” Kata Syeh
sambil mempraktekin wajah dari yang disebut “Me Gusta”
Haifa
pun tertawa terbahak bahak. Sedangkan yang laki-laki menatap Haifa yang tertawa
dengan wajah datar.
“Jangan
nama itu deh” Kata gue sambil nahan tawa.
“Kira-kira
aja nama itu dipake di band vokalis perempuan” Kata Syeh yang memperkuat
pendapat gue.
Setelah
agak lama usai usulan nama yang konyol dari Pian,Gue berpikir sebuah nama.
“Part of Twenty Eight” Kata gue,yang
dalam bahasa Indonesia adalah “Bagian Dari 28”
Semua
berpikir.Dari raut wajah,sepertinya tak ada masalah
“Gue
setuju.” Kata Syeh
“Aku
juga” Kata Haifa
“Gue
juga!” Kata Pian mantap
“Gue
ngikut aja” Kata Kiko pasrah
“Sip,Nama
kita Part of Twenty Eight” Kata Syeh
Mantap
Band ini pun berlatih terus. Gue sebenarnya
sempat malas latihan karena nilai Ujian Nasional gue yang gak memuaskan. Tapi
orang tua ngasih dukungan buat gue,dan mereka gak masalah karena nilai gue
ini.Mereka bahkan mint ague mulai konsentrasi ke band buat perpisahan. Gue pun
ikut lagi latihan.
Hari itu pun tiba. Hari pelepasan atau
perpisahan dihelat.Gue datang dan disambut teman teman gue di gerbang. Sampai
akhirnya gue liat Syeh,Pian,dan Kiko lagi ngumpul.Gue pun ikut ngumpul bareng
mereka.Beruntung,mereka gak pergi waktu gue datang.
Acara dimulai. DImulai dari nilai Ujian
terendah hingga tertinggi. Kiko dan Haifa pun menjadi 2 dari 5 anak dari kelas
gue,yang bisa naik panggung duluan bareng 5 anak lain dari seluruh kelas karena
Nilai Ujian yang tinggi. Artinya,kelas gue bisa menguasai 50 persen dari total
10 anak yang naik panggung. Gue sedikit heran. Kenapa Pian bisa gak naik
panggung. Padahal dia anak yang sangat pintar.Pemikirannya juga sangat
jauh.Sampai akhirnya gue ingat sesuatu.
Waktu
ujian sekolah dan Ujian Nasional,gue duduk di belakang Pian.Dia izin ke wc pada
penjaga setiap kali ujian. Gue tahu apa yang dia lakukan saat ke wc.Bukan.Bukan
buat melepaskan hasrat karena terlalu banyak minum,ataupun lihat kunci jawaban.Tapi
justru buat melepaskan hasrat makan camilan saat ujian. Ya.Dia jajan. Saat
ujian sekolah,gue bahkan nitip uang Rp.1000 ke Pian buat beliin gue keripik
singkong pedas. Dia pun mengiyakan.Sampai
ujian nasional dia masih ngasih gue keripik pedas nya itu. Hasil ujian Pian pun
sebenarnya cukup bagus. Matematika dan IPA nilainya 10,Bahasa Indonesia
9,7.Namun nilai Bahasa Inggris nya hanya 7,3. Gue jadi ingat kalau selama gue
Ujian,cuma saat perlajaran bahasa inggris gue gak minta keripik ke Pian.
Kembali ke acara.Setelah acara penyerahan
piala,kini acara hiburan. Nyaris setengah jam diisi oleh angklung dan paduan
suara. Sangat bosan.Gue dan teman-teman pun tahu siapa dalang di balik semua
ini. Guru Seni Musik. Orang ini memang suka mengutamakan keinginannya sendiri.
Setelah angklung dan paduan suara,adik adik kelas gue tampil duluan.Ada yang
nge-dance. Gue sempet mikir itu adik kelas gue lagi mabuk minuman keras.Tapi
setelah dilihat seksama,mereka cukup keren. Kemudian suara menjadi gemuruh
ketika pembawa acara mengungumkan sesuatu.
“Sekarang
penampilan dari Band!!!” Kata Pembawa Acaranya dengan semangat
Kita
dibuat terkejut ketika si Pembawa Acara memanggil nama band yang akan tampil.
“Buat
penampilan pertama,kita panggil aja.Wah namanya bagus nih. Ini dia,Part of Twenty Eight” Kata Pembawa Acara
Kita pun naik ke atas panggung.Demam
panggung sempat menguasai diri gue dan teman-teman.Tapi sedikit pengalaman
manggung saat masih gabung di Unforgivable
Mistake,cukup bisa membuat gue menguasai panggung.Kita pun memulai aksi
kami. Ketika selesai,tepuk tangan membuat kami lega.Semua berakhir.Perjuangan
kami berhasil hingga ke sejauh ini.
Band ini pun ditinggal oleh
vokalisnya,Haifa,usai perpisahan.Karena Haifa gak mau lanjutin band ini ke yang
lebih jauh. Meski ditinggal vokalisnya,kita gak bubar.Lebih tepatnya kita
istirahat.Apalagi gue harus pindah dari Bandung buat nerusin sekolah.Band ini
pun melepas nama Part of Twenty Eight
sebagai nama band.Kita pun menggantinya dengan Piece of Life,dengan Syeh sebagai vokal,Pian sebagai bassis .Kiko
yang udah bisa gitar pun kini memegang gitar. Gue? Gue masih di posisi asli
gue. Gitaris. Band ini pun berjalan tidak seperti seharusnya,karena latihan yang
lebih sering saat gue di Bandung. Tapi band ini memang bukan buat komersil atau
lahan mencari uang.Band ini hanya sebuah tempat pernyaluran hobi,yang diberi
nama Piece of Life.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar