Jumat, 29 Juni 2012

Perlukah Ujian?

Perlukah Ujian?Perlukah UN?Judulnya seperti orang sakit hati karena ujian.Harus gue akui memang IYA!Gue termasuk yang 'tergusur' oleh kekuatan 'penyakit' orang Indonesia,alias kecurangan.Apa artinya ujian kalau ujian itu sendiri gak mencerminkan apa yang loe peroleh selama loe adem ayem di bangku sekolah? Sekarang,apa sebenarnya makna Ujian Nasional?

Ujian adalah proses dimana kita harus memperlihatkan apa yang kita telah dapatkan,baik pelajaran atau hal lain berupa tes. Ujian Nasional sendiri berarti tes yang dilakukan serempak pada sebuah negara dalam hal ini Indonesia.

UN yang dibuat untuk mencari tahu sejauh manakah kemampuan pelajar untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi.Nyatanya?Semua di luar sketsa awal terbentuknya ujian.UN dijadikan ajang untuk mengeruk kepentingan pribadi oknum tertentu,dengan cara menjual kunci jawaban UN yang hingga sampai saat ini tak ada yang tahu darimana asalnya.Akhirnya,orang berlomba lomba mencari kunci jawaban untuk mendapat nilai besar yang memudahkan mereka masuk ke SMA favorit.

Berhasil!Mereka berhasil menggapai nilai yang mereka idam idamkan.38-39 seperti nilai yang membuat kita harus berucap "WOW".Tapi apa benar nilai itu nilai yang menggambarkan loe? Untuk apa loe sekolah tapi ujung ujungnya loe curang juga?Mungkin loe berhasil di ujian.Tapi perlahan gue JAMIN loe bakal berada di 'ruang hampa pikiran' alias KEBODOHAN karena ilmu yang loe dapet 3 tahun melayang pergi.Selain kebodohan,loe bisa dapet laknat dari Allah.Mending kalo di dunia,di akhirat?apa loe masih bisa kembali ke masa lalu dan menghapus memori itu?. Apalagi jika orang yang merasa dizalimi karena nilai loe mendoakan loe yang jelek.Wiih pedes deh hidup loe.

Cerita makin diperparah dengan keikutsertaan orangtua dalam kecurangan ini.Andil orangtua dalam menyokong dana untuk membeli kunci jawaban demi "Kesuksesan Sesaat" menjadi salah satu cerita yang menjadi ironi.Di satu sisi mereka ingin anak anak mereka sekolah di sekolah yang bagus.Tapi apa pernah terbayang mereka bisa menjadi seorang KORUPTOR karena sejak usia remaja saja sudah terbiasa melakukan kecurangan.Jangankan jadi pejabat tinggi negara.Anak anak yang curang UN bisa berpotensi minimal jadi pencuri atau pengguna narkoba karena sejak remaja sudah dididik untuk curang dan tidak memikirkan orang lain.Lebih parah mungkin jika dalam sebuah kelas para orangtua menyokong dana untuk membeli kunci jawaban secara kolektif.Hmm..Parah sekali.

Sebenarnya ini tidak akan terjadi kalau tidak ada penyebabnya."Takkan ada asap kalau tak ada api". Apa penyebabnya?apakah orang yang duduk manis di kursi pemerintahan terlibat?JELAS IYA! Ini karena 'orang tinggi' seakan nyaman dengan suap menyuap yang bisa membuat mereka bahagia.Jujur saja saya sangat ingin melenyapkan mereka dari dunia ini.Mereka yang dibenci oleh masyarakat,toh juga ditiru oleh masyarakat.Apa jadinya jika korupsi seperti budaya yang melekat pada bangsa ini?Apakah kita tak punya malu lagi?Bangsa ini semakin hancur karena korupsi.Jika KPK adalah pemberantas korupsi,para pejabat justru adalah penyebar bibit bibit korupsi yang ditularkan melalui perilaku MENJIJIKAN mereka.Ujian tak jujur pun adalah pembibitan korupsi.Dan gue sangat yakin kalau teman gue yang curang saat UN juga akan menjadi koruptor suatu saat nanti.

Artikel ini menggambarkan apa yang gue liat.Semua palsu.Semua tak berguna dan justru memicu munculnya jiwa koruptor.Jadi perlukah ujian?Bagi loe yang BERAKAL pasti mengatakan TIDAK!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar